TAKUT MENANG
Oleh: Joko Intarto
Lima tahun lalu, ada capres yang sujud syukur begitu melihat hasil quick count. Ujung-ujungnya ia malah ”disyukurin” lawan politiknya. Hasil real count ternyata berbeda.
Peristiwa sujud syukur gara-gara quick count juga terjadi 10 tahun lalu. Disyukurin lawan politiknya juga. Capres yang sujud syukur sama. Dia-dia juga.
Rasanya capres ini sudah belajar banyak. Maka hasil quick count kali ini ditanggapi dengan video berenang di kolam pribadi. Mungkin capres ingin mengirim pesan: Kondisinya sehat dan siap memimpin. Bahkan dua periode lagi.
Menang tapi belum mau deklarasi. Begitulah kalau baru menang versi quick count. Sebab, sangat mungkin hasil quick count berbeda dengan real count. Pun ketika quick count menyebutkan suara masuk sudah mencapai 80 %. Sebab, yang disebut 80 % adalah jumlah suara di TPS yang disurvei. Bukan suara dari seluruh TPS.
Total TPS secara nasional 814 ribuan. Sedangkan TPS yang disurvey 3.000 saja. Meski sudah dengan pendekatan statistik, hasil quick count dari 3.000 TPS itu bisa berbeda dengan real count 814.000 TPS.
Fenomena itu pernah terjadi pada Pemilu DKI. Sejak awal perhitungan suara, semua lembaga survei menempatkan pasangan Ahok – Djarot sebagai pemenang. Ternyata hasil real count berkata lain: Anies Baswedan – Sandiaga Uno yang unggul.
Pada pilpres kali ini, pasangan 02 memimpin dengan perolehan versi quick count 56,7 %. Sedangkan pasangan 01 menempati posisi kedua dengan perolehan sementara 25,1 %. Ada pun pasangan 03 meraih angka sementara 16,1 %.
Angka tersebut masih akan terus berubah seiring dengan jumlah data yang masuk. Pemenang harus mencapai angka 50 % + 1 %. Dengan demikian, perolehan suara pasangan 02 harus bisa mengalahkan gabungan suara 01 + 03.
Di sinilah serunya.
Bila dukungan pemilihnya solid, pasangan 03 harusnya bisa memperoleh 22 % suara. Perkiraan ini berasal dari suara PDIP 17,3 % ditambaha suara PPP 3,61 % dan Perindo 1,6%. Sedangkan hasil quick count sementara pasangan 03 baru mencatatkan perolehan suara 16,1 %.
Begitu pula perolehan suara pasangan 01. Saat ini pasangan 01 berdasarkan quick count memperoleh 25,1 %. Di atas kertas, suara tiga partai pendukung 01 berjumlah 29,1 %.
Namun demikian, proyeksi perolehan akhir pasangan 01 dan 03 juga akan dipengaruhi pertambahan suara 02 pada fase-fase akhir. Angka 56,7 % adalah quick count awal. Berdasarkan real count, angka tersebut bisa bertambah dan bisa berkurang.
Dari sisi daerah pemilihan, suara dari Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Sumut dan Riau akan menjadi penentu akhir. Dari sisi usia pemilih, generasi Z yang berstatus swing voter akan menjadi penentu akhir.
Belajar dari sini, wajar kalau pemenang pilpres versi quick count belum berani deklarasi. Apalagi, hasil otak-atiknya memperlihatkan potensi kemenangan versi real count sangat tipis, bahkan berpeluang dua putaran.(jto)